Optimalisasi Medsos untuk Dakwah, PCM Turi Undang Dosen Influencer
SLEMAN - Pimpinan Cabang Muhammadiyah Turi Sleman 3 acara sekaligus pada hari Ahad (10/12). Ketiganya adalah Kajian Rutin Ahad Kliwon, Pengukuhan Bersama 9 Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) se-Turi dari 11 Ranting dan 7 Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA), hingga puncaknya Seminar Etika Bermedia Sosial.
Meskipun berlangsung di tengah hujan deras, kegiatan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Turi komplek SMK Muhammadiyah 2 Turi itu tampak penuh penuh dengan peserta dari Warga Muhammadiyah Cabang Turi.
Pengajian Ahad Kliwon diisi oleh Ustadz Ahmad Mahtuhin S.H.I. yang mengangkat tema “Fadillah Tholabul Ilmi, Kebutuhan dan Kewajiban.” Disampaikan betapa thalabul ilmu merupakan kewajiban dalam agama Islam, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam; “Menuntut ilmu wajib atas setiap orang Islam” bukankah ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan wahyu pertama adalah ayat tentang ilmu yakni Iqra (bacalah).
Selanjutnya, Pengukuhan Bersama 9 Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) se-Turi dari 11 Ranting dan 7 Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA). Diawali dengan pembacaan Surat Keputusan dari PCM yang dibacakan oleh Drs. Bambang Rahmanto selaku Ketua dan dari PCA Turi dibacakan oleh Sri Winarti M.Pd yang menjadi tonggak baru kepemimpinan ranting periode 2022-2027 dengan semangat menyongsong Turi Berkemajuan.
Acara memasuki puncaknya dengan kegiatan dari Majelis Pendidikan Kader, Sumberdaya Insani dan Pustaka Informasi yang digawangi Edy Purwanto S.Pd menggelar Sosialisasi Etika Bermedia Sosial.
Kegiatan ini dikemas dalam seminar yang menghadirkan Fajar Junaedi, Influencer dan Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang mengemukakan betapa pemakaian media sosial yang tinggi, membuka peluang adanya hoaks dan ujaran kebencian.
"Padahal jika digunakan dengan bijak, media sosial bisa menjadi sumber informasi dan berjejaring serta menjadi sarana dakwah," ujarnya.
Fajar menambahkan, para pimpinan Muhammadiyah di semua tingkatan adalah opinion leader sehingga harus aktif bermedia sosial secara bijak.
“Literasi bermedia sosial menjadi keahlian yang seharusnya dikuasai agar hoax bisa dicegah penyebarannya. Media sosial adalah platform terbuka yang mengubah posisi pengguna, dari sekadar konsumen pesan menjadi produsen dan konsumen pesan,” jelas Penulis Buku Manajemen Media Massa itu.
Berita ini diterima Mediamu dari Arief Hartanto (MPI PDM Sleman)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow