MPM DIY ENTASKAN PETANI SINGKONG DARI KETERPURUKAN
YOGYA – Ironi di dunia singkong atau ubi kayu akan diurai Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PWM DIY. Selain pembuatan Kebun Bibit Singkong Muhammadiyah, majelis ini menyiapkan temu akbar berbagai pihak terkait. Acara yang dikemas dalam Kongres Singkong Indonesia ini akan digelar sebelum Ramadhan 1439 H bertempat di Gunungkidul.
Pemilihan tempat Gunungkidul karena disinilah sentra tanaman singkong di DIY. Produksi singkong per tahun di kabupaten ini mencapai angka rata-rata 900 ribu ton, dengan luas lahan sekitar 64.000 hektare.
“Kami ingin mempertemukan petani dan berbagai pihak, termasuk stake holder dalam kongres tersebut,” jelas Dwi Kuswantoro, Ketua MPI PWM DIY, kepada mediamu.com.
Tujuan diselenggarakannya KSI adalah meningkatkan harkat dan martabat singkong dan petaninya. Ia menyebut dunia singkong Indonesia dunia yang ironis. Di satu produksi melimpah bahkan sampai ekspor, tapi sampai saat ini produk ini masih dianggap inferior, juga petaninya.
Indonesia termasuk tiga besar penghasil singkong terbesar di dunia. Dua negara lain adalah Nigeria dan Thailand. Produksi Indonesia bahkan mencapai 27 juta ton per tahun. Lahan tersebar di beberapa wilayah seperti Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Kalimangan Utara. Ekspor mencapai 16.755 ton ke beberapa negara antara lain China, Korea, dan Eropa. Ironisnya.
Meski begitu kehidupan petani singkong masih banyak yang belum layak, sebagian besar bahkan berada di bawah garis kemiskinan. Pada saat yang sama, Indonesia masih juga mengimpor singkong dari Vietnam. “Memang sangat ironis,” tegas Dwi.
Menurutnya, persoalan utama dunia singkong di Indonesia adalah kurang seriusnya keberpihakan pemerintah kepada petani singkong. Jika pemerintah sungguh dalam melindungi, singkong bisa menjadi keunggulan nasional.
Terlebih singkong adalah produk multi manfaat, antara lain untuk tepung gaplek, tepung singkong, tepung mocaf, tepung tapioka, dekstrin, dan maltosa. Bisa juga dimanfaatkan untuk obat, energi, bahan kertas, dan bahan plastik. Kelebihan plastik berbahan singkong adalah bisa terurai hanya dalam waktu 10 minggu. Bandingkan dengan plastik pada umumnya yang baru terurai setelah 500 sampai 1.000 tahun.
“Sudah saatnya petani singkong tidak hidup sebagai masyarakat pinggiran. Petani, kalangan swasta, akademisi, dan stake holder harus memiliki kesadaran bersama,” tandas Dwi. (her)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow