Kader Asal Lamongan Ini Terbitkan Buku Luwesitas IMM: Eksplorasi Kader Adaptif

Kader Asal Lamongan Ini Terbitkan Buku Luwesitas IMM: Eksplorasi Kader Adaptif

Smallest Font
Largest Font

LAMONGAN - Seorang kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) asal Lamongan, Fathan Faris Saputro, menerbitkan buku berjudul "Luwesitas IMM". Dalam bukunya, Fathan Faris Saputro menguraikan peran dan kontribusi IMM dalam menghadapi perubahan zaman yang semakin kompleks, dengan fokus utama pada pengembangan kader yang luwes, adaptif, dan berintegritas.

Dalam pernyataannya, Fathan Faris Saputro menekankan pentingnya adaptabilitas dan responsivitas terhadap perubahan lingkungan sebagai kunci kesuksesan dalam kehidupan organisasi. Ia menyebut IMM sebagai entitas yang berkomitmen untuk menghasilkan kader-kader berkualitas dan luwes. Melalui bukunya, ia memperlihatkan bagaimana IMM perlunya mencetak pemimpin masa depan yang mampu beradaptasi dengan dinamika zaman.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

"Buku ini menjadi refleksi mendalam tentang peran IMM dalam menghadapi perubahan zaman yang semakin kompleks. Saya akan membawa pembaca untuk menjelajahi dunia Luwesitas IMM, menguraikan upaya IMM dalam mengembangkan sistem kepemimpinan yang adaptif dan responsif," ungkap Fathan Faris Saputro, Selasa (9/1/2023).

Dalam kontennya, buku ini mengulas berbagai aspek kegiatan IMM, termasuk program pelatihan kepemimpinan, mentoring, dan pengembangan kompetensi. Fathan Faris Saputro menjelaskan bagaimana IMM menjalin kolaborasi dengan organisasi mahasiswa lain di dalam dan di luar Muhammadiyah. Kolaborasi dengan lembaga eksternal seperti pemerintahan, organisasi masyarakat sipil, industri, dan institusi pendidikan juga menjadi sorotan dalam buku ini.

Era digital tidak luput dari perhatian, dengan penulis membahas dampaknya terhadap transformasi komunikasi dan jangkauan IMM. Fathan Faris Saputro menjelaskan bagaimana IMM memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menyampaikan pesan, mempromosikan kegiatan, dan berinteraksi dengan anggota dan masyarakat lebih luas. 

"Tantangan keamanan dan etika digital juga diberikan perhatian khusus, termasuk langkah-langkah yang diambil oleh IMM untuk menjaga keamanan dan etika dalam aktivitas online mereka," ungkap Faris. 

Menurutnya, buku ini membahas peran mentoring dan pembinaan individu dalam membentuk kader yang luwes di IMM. Program mentoring yang melibatkan pengurus senior atau alumni menjadi salah satu fokus utama, dengan contoh-contoh nyata yang menggambarkan keberhasilan program tersebut.

Buku "Luwesitas IMM" juga menyoroti pentingnya kepekaan sosial dan kebijakan inklusif dalam membentuk kader yang luwes. IMM dijelaskan sebagai organisasi yang memperkuat kesadaran akan isu-isu sosial dan kebutuhan akan diversitas dalam struktur organisasi mereka.

Selain fokus pada pengembangan individu, buku ini membahas berbagai kebijakan dan inisiatif yang telah dilakukan oleh IMM untuk menciptakan lingkungan yang inklusif. Program pelatihan kepemimpinan, jenis-jenis pelatihan yang diberikan, serta contoh-contoh sukses dari program tersebut diulas secara rinci.

Penulis juga membahas peluang yang ada bagi IMM dalam memanfaatkan teknologi untuk pengembangan program dan pelayanan. Penggunaan teknologi seperti e-learning, aplikasi mobile, dan platform kolaboratif untuk mengembangkan program pelatihan menjadi bagian penting dalam buku ini.

Terakhir, buku ini menggarisbawahi peran penting pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara IMM dengan organisasi eksternal. IMM dijelaskan sebagai organisasi yang memanfaatkan kolaborasi dan jaringan ini untuk saling berbagi pengetahuan, praktik terbaik, dan pengalaman dalam berbagai bidang.

Melalui "Luwesitas IMM," Fathan Faris Saputro berharap pembaca dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang upaya IMM dalam mengembangkan kader yang luwes. Buku ini menjadi inspirasi bagi mereka yang ingin mengembangkan diri dalam konteks kepemimpinan dan pengabdian masyarakat. 

"Dengan demikian, Luwesitas IMM tidak hanya menjadi dokumentasi perjalanan IMM sebagai organisasi mahasiswa, tetapi juga sebagai wadah bagi para kader untuk mengasah keterampilan kepemimpinan dan menjalankan misi kebaikan di tengah masyarakat," pungkas Faris. (*)

Wartawan: Fatan Asshidqi

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow