Dalam Pengajian Ramadhan PWM DIY, HM Riduwan Uraikan Cara Bangkitkan Ekonomi Jamaah  

Dalam Pengajian Ramadhan PWM DIY, HM Riduwan Uraikan Cara Bangkitkan Ekonomi Jamaah  

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Selama ini keberpihakan ekonomi kita masih mengikuti pada pasar modern, padahal potensi ekonomi jamaah kita lebih banyak terdapat di pasar tradisional. Untuk itu, harus ada kesadaran untuk mengelola pasar tradisional dan menjadikannya berdaya lewat keberpihakan jamaah ekonomi. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, HM Riduwan, dalam memulai paparannya pada Pengajian Ramadhan 1445H PWM DIY, Ahad (24/3) di Amphiteater Universitas Ahmad Dahlan.

Riduwan memulai pemaparannya dengan menjelaskan landasan ekonomi jamaah yang dimiliki Muhammadiyah. Menurutnya, ekonomi menjadi penting bagi Muhammadiyah karena merupakan pilar ketiga persyarikatan, setelah pendidikan dan kesehata. Dengan menggeliatkan ekonomi jamaah, akan mendatangkan banyak manfaat baik bagi jamaah itu sendiri maupun bagi persyarikatan.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Karena mau enggak mau, dana dakwah Muhammadiyah itu juga berasal dari ekonomi jamaah,” jelas Riduwan.

Lebih lanjut, Riduwan menerangkan bahwa ekonomi jamaah telah tecantum dalam Risalah Islam Berkemajuan, hasil Tanfidz Muktamar ke-48 Surakarta. Di dalamnya dijelaskan bahwa ekonomi jamaah perlu dibangkitkan seiring dengan Bangkitnya etos dan kreatifitas bisnis, kewirausahaan, dan amal usaha ekonomi. Tujuan utamanya adalah untuk menguatkan kemandirian Muhammadiyah untuk mamajukan kehidupan umat dan bangsa.

Dalam proses kebangkitan ekonomi jamaah, Riduwan memaparkan tiga aspek penting untuk memulainya. Pertama, adalah aspek struktural. Dalam struktural ekonomi jamaah bisa dijalankan dengan membuat kebijakan pengurus yang strategis dan berdampak langsung. Kemudian juga tak kalah penting adalah komitmen pengurus dalam struktural, mulai dari tingkat bawah hingga atas. Aspek kedua, adalah kultural. Dalam aspek ini ekonomi jamaah bisa digiatkan dalam berbagai gerakan, seperti misal, pengajian. Terakhir, aspek sosial. Aspek ini yang nantinya mempengaruhi apakah ekonomi jamaah bisa bangkit dan diterima masyarakat sekitar.

Tak kalah penting, menurut Riduwan, harus ada kolaborasi baik antar lembaga maupun antar pihak dalam membangkitkan ekonomi jamaah. Ia mencontohkan dengan PT. Bummy Harapan Umat (Buharum) yang dimiliki PWM DIY. PT. Buharum telah bekerja sama dengan berbagai pihak, dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) hingga Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM). Kolaborasi ini penting karena sejatinya Muhammadiyah telah punya modal yang baik, baik secara materil maupun moril.

“Aset yang dimiliki persyarikatan sudah ada di mana-mana. Maka itu harus ada kolaborasi yang baik. Misal PT. Buharum berkolaborasi dengan PCM Sentolo untuk mendaya gunakan tanah wakaf yang ada menjadi aktif dan bahkan mampu memberi manfaat bagi persyarikatan,” tandasnya.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow