UAD dan Pemkab Wujudkan Bantul Bersih Sampah Tahun 2025
BANTUL – Menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Pemerintah Kabupaten Bantul meresmikan Laboratorium Sampah di Aula Kalurahan Murtigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, Kamis (2/6).
Peresmian dihadiri Bupati Bantul H. Abdul Halim Muslih, Wakil Rektor UAD Bidang Akademik Rusydi Umar, S.T., M.T., Ph.D., Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Ari Budi Nugroho, S.T., M.T., Forum Komunikasi Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Ir. Yuniati, M.Par.
Juga hadir Lurah Murtigading Drs. Sutrisno, Panewu Sanden D. Hartono S, STP., MPA., Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UAD Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D, dan Wakil Rektor UAD Bidang Keuangan, Kehartabendaan, dan Administrasi Umum Utik Bidayati S.E, M.M.
Data menunjukkan potensi timbulan sampah di Kabupaten Bantul mencapai 400 ton/hari. Kemampuan pemerintah dalam penanganan sampah baru 100 ton/hari. Sehingga, masalah sampah sangat mendesak segera ditangani.
Untuk mewujudkan Gerakan Bantul Bersama (Bantul Bersih Sampah) di tahun 2025, diperlukan sinergitas dan kolaborasi dari berbagai stakeholder, salah satunya dari akademisi yaitu Universitas Ahmad Dahlan.
“Melalui penelitian dan pengabdian dosen sebagaimana tertuang dalam catur dharma perguruan tinggi, akan berhasil apabila dilaksanakan secara masif, intensif, dan berkelanjutan,” kata Rusydi Umar.
Konsep pengelolaan sampah di Murtigading sebagai Desa Mitra UAD adalah pengelolaan berbasis Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) berdasarkan kebijakan operasional peraturan Bupati Bantul. Sampah non organik dipilah sejak tingkat rumah tangga dengan berbasis bank sampah atau shodaqoh sampah disesuaikan kearifan lokal RT atau wilayah masing-masing. Melalui BUMKal, sampah menjadi barang industri atau didaur ulang.
Sampah organik dapat dikelola melalui beberapa hal, antara lain:
- Ember tumpuk yang menghasilkan magot untuk pakan ayam;
- Lindi untuk pupuk cair;
- Bekas magot untuk media tanam;
- Tong komposter atau losida akan menghasilkan kompos;
- Eco enzym menghasilkan sabun atau obat kulit atau bahan pembersih.
Harapannya, kata Rusydi, masyarakat dapat mengelola sampah organik dengan sistem integrated farming. “Kolaborasi yang akan menghasilkan berbagai manfaat untuk peternakan ataupun pertanian, sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat,” jelas Rusydi.
Dalam pelaksanaannya, UAD melalui pendanaan internal dan eksternal menempatkan beberapa alat pengolahan sampah senilai Rp 300 juta. Juga, melalui pendanaan internal menerjunkan 15 kelompok pengabdian dosen bertema Bantul Bersih sampah 2025 dengan nilai masing-masing Rp 10-20 juta.
“Dengan harapan dapat membantu percepatan mewujudkan Bantul Bersih Sampah di tahun 2025,” tambahnya.
Pelaksanaan kegiatan pengabdian dosen dan mahasiswa sudah dimulai dengan pengabdian dosen di Murtigading sejak satu bulan lalu dengan membangun sistem integrated farming di RT 1. Dalam bulan Juni sampai Agustus disusul dengan 9 tim pengabdian dosen lainnya. Kemudian awal Agustus diterjunkan mahasiswa di seluruh pedusunan di Desa Murtigading.
Tahun ini, UAD mendapatkan dana dari DRPM Dikti khusus untuk Kabupaten Bantul dengan 3 (tiga) judul pengajuan, dua di antaranya bertema pengelolaan sampah di Bantul dan 1 di Kalurahan Murtigading.
Di sisi lain, UAD juga mengajukan pendanaan matching fund kemitraan dengan Dinas Lingkungan Hidup Bantul dan menggandeng dunia Industri di Bantul (PT Anugrah Alam Manunggal) untuk membangun center of excellent green economy sebagai hilirisasi riset pengelolaan sampah mandiri.
Menurut Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, pembangunan laboratorium sampah Kalurahan Murtigading ini sejalan dengan misi Pemkab Bantul, yaitu peningkatan kualitas lingkungan hidup, infrastruktur, dan pengelolaan risiko bencana. Masalah lingkungan yang memerlukan perhatian khusus adalah persampahan.
“Untuk peningkatan kualitas lingkungan, Pemkab Bantul menginisiasi program Bantul Bersih Sampah tahun 2025 atau Bantul Bersama,” ucap Bupati.
Laboratorium sampah ini akan menguatkan Pemkab Bantul dalam pengelolaan sampah agar tidak menjadi masalah serius yang dapat mengancam kelestarian lingkungan. Sumbangsih ilmu dari UAD dalam mengatasi masalah sampah akan menjadi akselerasi dalam program Bantul Bersama.
“Diharapkan, laboratorium sampah ini akan memperkaya wawasan dan pengetahuan dalam mengolah dan mengelola sampah, sehingga tidak menjadi sumber kerusakan lingkungan,” harapnya. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow