Sekolah Pemberdayaan Kritis IMM DIY Kenalkan Teori Pemberdayaan untuk Aksi Nyata
SLEMAN – Dalam rangka mengasah nalar kritis terhadap lingkungan, sosial, dan masyarakat, Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (DPD IMM DIY) menggelar Sekolah Pemberdayaan Kritis (SPK) bagi seluruh kader IMM se-DIY. SPK resmi dibuka pada Jumat (30/8) di Hall Baroroh Baried Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta.
SPK sendiri merupakan program dari bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (SPM), yang bertujuan untuk mengenalkan teori-teori tentang pemberdayaan sosial yang kemudian langsung masuk ke aksi nyata.
“Banyak yang melakukan pemberdayaan (masyarakat), tapi masih belum banyak yang mengerti dan belum mengetahui teori-teorinya,” kata Ketua DPD IMM DIY bidang SPM, Latanza Rahma.
Pada SPK ini, para peserta akan mempelajar banyak hal tentang teori pemberdayaan sosial, langsung mendatangkan pemateri dari Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) dan (Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY. Selain materi teori, peserta juga akan melakukan visitasi ke Kampung Pedak Baru di Banguntapan, Bantul.
“Di sana, peserta akan belajar tentang bagaimana keadaan masyarakat di sana yang sebenarnya. SPK ini jadi gerbang awal buat mereka untuk mengetahui teori pemberdayaan dan sosial yang perlu dilakukan,” lanjut Latanza.
Tindak lanjut dari SPK ini adalah penyusunan SOP pemberdayaan masyarakat dan para peserta akan dimasukkan ke dalam Pusat Studi DPD IMM DIY yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat.
Ketua Umum DPD IMM DIY, M. Taufiq Firdaus menyampaikan dukungannya terhadap SPK ini, karena menjadi sebuah kebutuhan dasar bagi kader Muhammadiyah dalam membangun paradigma sosial masyarakat.
“Bagaimana (peserta) mengangkat atau pun juga membangun paradigma sosial yang kritis. Apalagi isu-isu yang menjadi isu kontemporer dan belakangan hadir di internal Muhammadiyah maupun Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang dekat dengan mahasiswa,” tutur Firdaus.
Terlebih, paradigma Al Maun ini harus diwujudkan dalam bentuk praktik sosial. Mulai dari ta'aruf atau saling mengenal kemudian ta’awun atau saling tolong-menolong. Ke depannya, IMM DIY berharap peserta SPK ini mampu menjadi motor dari gerakan pemberdayaan yang bisa menjadi tauladan, baik ucapan maupun secara aksi.
Pembukaan ini disertai dengan Studium Generale bersama M. Taufiq AR (Bappeda DIY) dan Machendra Setya Atmaja (Staf Kemenko PMK), membahas mengenai pemberdayaan sosial kemasyarakatan dan aksi yang perlu dilakukan di DIY.
Total peserta yang mengikuti SPK berjumlah 16 orang, dari PC IMM se-DIY. SPK berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Ahad (31/8 s.d. 1/9) di Madina INN Yogyakarta. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow