Pengajian PCM Depok, Abdul Mu’ti: Kita Tidak Hidup di Masa Lalu
SLEMAN – Tahun 2021 yang sebentar lagi akan berakhir dimanfaatkan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Depok, Sleman, untuk merefleksikan berbagai dinamika sepanjang tahun ini. Melalui Pengajian Ahad Pagi (26/12), PCM Depok mengangkat tema “Refleksi Akhir Tahun 2021, Resolusi Tahun 2022” dengan narasumber Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed.
Refleksi bila dijelaskan secara bahasa adalah usaha untuk “memantulkan” apa yang ada di dalam diri sendiri, lalu dianalisis agar dapat diperbaiki. Sehingga bisa menjadi lebih segar dan lebih baik lagi. Sedangkan dalam pengertian luas, refleksi dimaksudkan sebagai introspeksi dan muhasabah agar bisa belajar dari apa yang sudah terjadi sebelumnya.
Menurut Abdul Mu’ti, refleksi tidak hanya ada proses muhasabah, juga proses muzakarah, yakni belajar dan berusaha menjadi lebih baik lagi.
Selain refleksi, terdapat juga istilah resolusi yang berarti berdamai. Hal ini sering lakukan tiap terjadi masalah yang menimpa diri sendiri, dengan adanya resolusi diharapkan bisa berdamai dengan segala yang sudah terjadi untuk masa depan lebih baik lagi.
Menurutnya, kita tidak hidup di masa lalu, melainkan di masa kini dan masa akan datang. Inilah yang menjadi bagian penting untuk dapat melakukan refleksi dan resolusi.
“Caranya adalah bagaimana kita belajar dari kesalahan. Orang hebat bukanlah yang tidak pernah salah, tetapi orang yang mengakui kesalahannya dan belajar untuk menjadi lebih baik dari kesalahannya dan tidak terulang kembali,” paparnya.
Dalam kehidupan, manusia mengalami proses dan progres. Karena untuk menjadi baik tidak bisa seketika, diperlukan proses. Proses pun harus ke arah progres, artinya proses tersebut benar-benar untuk lebih baik lagi.
Mu’ti mengingatkan agar senantiasa sadar diri, muhasabah, introspeksi, dan lebih penting lagi bisa mengambil hikmah. Di balik setiap peristiwa pasti ada hikmah dan makna. Tidak ada peristiwa yang berdiri sendiri. Diharuskan juga mengambil ibrah atau pelajaran dari peristiwa yang terjadi.
Dengan proses refleksi ini, diharuskan juga looking ahead, kedepannya harus bagaimana. Mengenai hal itu, Allah berfirman dalam surah Al-Hasyr ayat 18, yang menekankan tiap individu melakukan munadharah, refleksi, dan analisis atas apa yang terjadi di masa lalu untuk masa depan.
“Al-Qur’an juga memberikan kita sebuah optimisme kalau masa depan harus lebih baik lagi dari masa kini dan masa lalu. Sehingga, kita berorientasi pada kehidupan masa kini dan kemudian melihat masa depan,” jelas Prof Mu’ti. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah Atha Ridhai
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow