Dosen Ilmu Komunikasi UNY Gelar Pelatihan Pelayanan Prima untuk PCM Depok
SLEMAN – Menghadapi perubahan era yang berjalan sangat cepat dan dinamis membutuhkan adaptasi yang juga cepat. Maka, diperlukan keahlian khusus untuk menghadapi perubahan tersebut, termasuk dalam sektor pendidikan.
Inilah alasan Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta mengadakan pelatihan pelayanan prima (service excellent) untuk Pimpinan Cabang Muhammadiyah Depok, Sleman. Kegiatan ini berlangsung di SMP Muhammadiyah 3 Depok, Kamis (19/12).
Benni Setiawan, M.S.I., M.I.Kom., yang menjadi koordinator pelatihan sekaligus Dosen Ilmu Komunikasi UNY menggarisbawahi pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat. Pelatihan pelayanan prima ini merupakan komitmen departemen untuk terus berkolaborasi dengan masyarakat luas yang juga merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kecakapan pimpinan dan pengajar di instansi pendidikan agar mampu bertahan di tengah gempuran perubahan era. Depok dipilih karena UNY sendiri berada di wilayah Depok, tidak perlu jauh-jauh, penting untuk bermitra dengan masyarakat di sekitar UNY,” ujar Benni.
Senada dengan Benni, Ketua PCM Depok H. Muhammad Ichsan, S.E., M.M. manyampaikan jika kegiatan ini selaras dengan visi misi serta tujuan PCM Depok. “Kami berkomitmen untuk terus bergerak. Ini menjadi semangat di PCM Depok. Kami selalu mengikuti perubahan, terutama di era digital agar unggul dan mampu bersaing,” terangnya.
Masuk ke acara inti, salah satu dosen Departemen Ilmu Komunikasi UNY Nabila Ikrima , M.A. menyampaikan pelayanan prima harus dipraktikkan di sekolah masing-masing. Hal ini karena persaingan antar sekolah semakin ketat, kompetitor semakin banyak, masyarakat semakin kritis, dan perubahan seringkali tidak terduga. Tanpa adanya pelayanan prima, instansi pendidikan bisa jadi tertinggal.
“Pelayanan prima ini bisa diwujudkan dengan berusaha memberikan yang terbaik kepada peserta didik, memberikan yang terbaik tidak harus menjadi yang terbaik, tetapi kita berusaha semaksimal mungkin dan memberikan pelayanan bermutu tinggi, memuaskan, dan melebihi harapan,” terangnya saat mengisi materi.
Setidaknya terdapat delapan unsur pelayanan prima, antara lain: Kesederhanaan, kepastian, keamanan, keterbukaan, efisien, ekonomis, keadilan, dan ketepatan waktu. Sementara itu, dimensi kualitas pelayanan terdiri dari kehandalan, kepercayaan, penampilan, empati, dan juga tanggap.
Pelayanan perlu dilakukan dengan prosedur yang jelas serta direspon dengan tepat dan cepat agar dapat menumbuhkan kepercayaan. Serta, melayani dengan hati juga merupakan aspek yang penting dalam pelayanan prima.
“Kita sebagai fasilitator harus punya semangat memberi. Selain itu, yang tidak kalah penting, kita perlu untuk terus belajar meningkatkan kompetensi kita. Jadi perlu ada sinkronisasi antara otak dan hati ketika bekerja,” jelas Nabila.
Di samping itu, instansi pendidikan harus senantiasa menjaga citra dan reputasi dan harus menjaga hubungan dengan publik eksternal maupun internal.
Dari kegiatan ini diketahui beberapa permasalahan yang terjadi di instansi pendidikan, seperti perudungan, komunikasi yang kurang efektif dengan publik eksternal, dan koordinasi yang seringkali tidak berjalan lancar. Persoalan ini bisa diatasi dengan pelayanan prima yang dijalankan oleh instansi pendidikan.
“Pendekatan kultural, sebagai bagian dari pelayanan prima, diperlukan untuk mengatasi persoalan seperti kesalahpahaman yang terjadi antara guru dengan wali murid,” tambah Nabila.
Pelatihan yang diikuti oleh 30 peserta ini ditutup dengan diskusi, tanya-jawab, dan foto bersama. Ichsan berharap pelatihan ini dapat diselenggarakan kembali serta terdapat tindak lanjut dari kemitraan yang sudah terjalin.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Departemen Ilmu Komunikasi UNY yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Semoga ada kegiatan-kegiatan bermanfaat lain yang dilaksanakan bersama,” tutupnya.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow