Agung Danarto: Sejak Awal Berdiri, Transformasi Ilmu Muhammadiyah telah Cerdaskan Bangsa
Sejak awal berdirinya pada abad ke-20, Muhammadiyah telah memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang terdidik. Kenyataan tersebut menandakan keberhasilan transformasi ilmu yang dilakukan oleh gerakan Islam.
Demikian disampaikan Agung Danarto, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dalam Pengajian Iktikaf Ramadan di Masjid Al Muttaqin, Kabupaten Bantul (3/4).
Pada masa kolonialisme Barat, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak memiliki akses pendidikan tinggi, dengan mayoritas lulusan hanya dari Sekolah Rakyat atau Ongko Loro (sekolah dua tahun). Pendidikan tinggi saat itu hanya terbuka bagi kalangan elite.
“Muhammadiyah merasa penting untuk meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat, oleh karena itu salah satu upaya utama Muhammadiyah adalah mendirikan sekolah di seluruh wilayah untuk memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk mendapatkan pendidikan,” jelas Agung.
Agung menjelaskan bahwa gerakan dakwah di bidang pendidikan ini merupakan aktualisasi dari perintah pertama yang turun, yaitu membaca atau iqra’. Iqra’ tidak hanya mengacu pada membaca Al Qur’an, tetapi juga membaca ilmu pengetahuan dalam arti yang lebih luas.
Dia menambahkan bahwa perintah membaca ini juga mengarahkan umat Islam untuk mengakses ilmu pengetahuan dari peradaban besar dunia saat itu, seperti Yunani, Romawi, Persia, dan Cina.
Muhammadiyah telah membangun ribuan lembaga pendidikan dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di seluruh Indonesia, bahkan di luar negeri. Muhammadiyah juga menjadi pelopor integrasi pendidikan Islam dengan ilmu pengetahuan umum, dengan tetap mempertahankan semangat untuk terus maju dalam pemahaman agamanya.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow