Muhammadiyah DIY Gelar Klinik Halal 2, UMKM se-DIY Siap Bersaing di Pasar Global
YOGYA – Klinik Halal UMKM Muhammadiyah DI Yogyakarta kembali berlanjut pada seri kedua, Sabtu (2/1). Acara ini digelar oleh Lembaga Pengembang UMKM dan Lembaga Pengkajian, Pengawasan, dan Pendampingan Produk Halal (LP4H) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, Ahmad Dahlan Halal Center, dan Maybank Syariah.
Sama seperti seri pertama (25/1) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, kelas UMKM halal ini untuk memberikan pemahaman dan pendampingan teknis kepada para pelaku UMKM, sehingga mereka dapat memenuhi persyaratan sertifikasi halal. Dengan pelatihan ini, pelaku UMKM diharapkan mampu meningkatkan kualitas produk mereka sekaligus memperluas akses pasar.
Para pelaku UMKM di sini belajar mengenai proses sertifikasi halal, dari teori hingga praktik mendaftarkan produk ke dalam aplikasi Si Halal, didampingi Ahmad Dahlan Halal Center. Peningkatan pengetahuan terhadap produk halal ini penting mengingat sertifikat halal berlaku seumur hidup.
“Kesadaran untuk menjaga SJPH (Sistem Jaminan Produk Halal) itu penting dalam proses produksi, distribusi, dan konsumsi. Karena sekarang (sertifikat halal) berlaku seumur hidup. Maka ini perlu supaya istiqomah dan komitmen menerapkan SJPH di UMKM,” kata Ir. Titisari Juwitaningtyas, S.TP., M.Sc., Koordinator Pelatihan dan Pendampingan Sertifikasi Halal LP4H PWM DIY yang jadi pemateri.
Selama praktik, beberapa pelaku UMKM mengalami kesulitan dalam mendaftarkan sertifikasi halal karena kurang familiar dengan teknologi dan banyak yang belum punya Nomor Induk Berusaha (NIB). Bahkan, ada yang produknya tidak sesuai dengan lingkup usahanya.
Meski begitu, para pendamping dari Ahmad Dahlan Halal Center tetap berusaha untuk memberi pendampingan dan memberikan saran-saran terkait pendaftaran NIB di OSS (Online Single Submission) dan sertifikasi halal di laman Sihalal.
Salah satu pemilik usaha, Dilla mengungkapkan kesannya dalam mengikuti Klinik Halal ini. Ia mengaku banyak mendapatkan pelajaran dan pengalaman berharga saat berusaha mendaftarkan produk-produknya untuk disertifikasi.
“Agak sulit mengurusi sertifikasi halal, apalagi kendala di belum punya NPWP dan awam dengan data-data yang dibutuhkan. Tapi, senang banget bisa ikut acara ini dan semoga kuotanya diperbanyak,” cerita pemilik Dilla Snack Molen dan Nastar ini.
Setelah klinik ini, akan ada inkubasi bisnis selama 6 bulan dengan pendampingan yang lebih intens dari sisi digital marketing dan pengemasan. Dari sini, diharapkan produk-produk bisa bersaing di pasar global.
“Sehingga harapannya dengan hal-hal itu, nanti UMKM bisa mengglobal atau naik kelas. Tak cuma makanan saja, tapi juga semua produk,” harap Ketua LP UMKM PWM DIY, Farid Ma’ruf, S.T., M.Eng.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow