Persiapkan Musyda, PDNA Sleman Adakan Musykerda

Persiapkan Musyda, PDNA Sleman Adakan Musykerda

Smallest Font
Largest Font

SLEMAN – Memasuki akhir periode, Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Sleman mengadakan Musyawarah Kerja Daerah (Musykerda) di SMK Muhammadiyah 1 Sleman, pada hari Jumat (2/6). Musykerda dihadiri 16 cabang di Sleman dari seluruh cabang tersebut, ada 2 PCNA yang belum ada pengurus tetapnya, yaitu Cangkringan dan Ngemplak.

Agenda Musykerda sendiri berupa pemilihan bakal calon formatur yang dipandu Siti Nur Rohmah dari panlih. Ketua PDNA Sleman Imastuti Tricahyani menjelaskan kalau Musykerda NA Sleman ini berbeda dengan Musyda Nasyiatul ‘Aisyiyah Sleman.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Musykerda NA dilaksanakan untuk menjaring calon formatur dari seluruh cabang di Sleman. Sedangkan Musyda NA Sleman adalah agenda utamanya, yang akan dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Seyegan pada tanggal 18 Juni 2023. Tema Musyda nanti adalah Nasyiah Berdaya untuk Sleman Berkemajuan,” jelasnya.

Selanjutnya, Ketua PWNA DIY Syahdara Anisa Makruf menyampaikan jika di Muhammadiyah, perkaderan harus terus berlangsung. Di Nasyiatul ‘Aisyiyah, seluruh personel senantiasa diberikan tempat untuk mendidik dan menempa diri agar bisa memberikan kebermanfaatan bagi keluarga dan masyarakat.

Nasyiatul ‘Aisyiyah sendiri sudah hampir memasuki usia 1 abad, tentu sudah banyak kiprah untuk turut serta membangun peradaban bangsa. Nasyiatul ‘Aisyiyah memiliki ciri khas selalu bergembira. “Sehingga Nasyiatul ‘Aisyiyah merupakan tempat healing bagi perempuan muda sekaligus mengasuh putra-putrinya. Kader NA rata-rata dalam masa produktif yaitu umur 17-40 tahun. Pada umur tersebut perempuan muda sedang dalam masa pertumbuhan mencari jati diri sehingga harus kita manfaatkan agar kader NA semakin berkiprah dan bermaslahah untuk masyarakat,” tutur Syahdara.

Dalam AD/ART Nasyiatul ‘Aisyiyah, tujuannya adalah memberi kebermanfaatan bagi keluarga. Apalagi dalam keluarga, ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anak, sehingga perlu untuk terus belajar.

Syahdara juga menambahkan Musykerda Sleman ini merupakan usaha untuk memberikan gagasan yang luar biasa dari kader-kadernya, terutama daerah Sleman memiliki cabang terbanyak di DIY. Sehingga, menurutnya, memiliki potensi yang besar terhadap dakwah rahmatan lil ‘alamin.

Selain itu, permasalahan pernikahan tertinggi di DIY adalah perceraian yang penyebabnya banyak dari berbagai hal. Maka dengan hadirnya Nasyiatul ‘Aisyiyah adalah untuk responsif terhadap permasalahan sekitar yang harus kita bangun.

Salah satu materi di Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah adalah mengenai ketahanan keluarga, maka Nasyiatul ‘Aisyiyah sebagai kader yang masih berada pada masa produktif hendaknya menjadikan hal tersebut sebagai wadah untuk mengembangkan ide-idenya sebagai bentuk responsif terhadap permasalahan di lingkungan sekitar.

Terlebih, Syahdara turut menjelaskan jika saat ini PWNA DIY sedang melakukan Grand Design Organization (GDO) yang bertujuan untuk mengarahkan organisasi agar lebih terarah dengan gagasan yang dirancang sebagai turunan dari materi hasil Muktamar 48 Muhammadiyah – ‘Aisyiyah, Muktamar 14 Nasyiatul ‘Aisyiyah, dan Musywil 13 Muhammadiyah DIY.

“Selamat berjuang untuk ayunda semua, kita harus pandai memanajemen waktu karena kita memiliki peran ganda. Mudah-mudahan kita memiliki pasangan yang selalu support dalam setiap kegiatan NA sehingga kita dapat mengaktualisasi kegiatan kita di NA,” harap Syahdara.

Senada dengan Syahdara, Sekretaris PDM Sleman Arif Mahfud mengatakan gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar menjadi landasan utama dakwah Muhammadiyah. Nasyiatul ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan muda berkemajuan utamanya berfokus pada permasalahan keluarga sebagai refleksi dari program ketahanan keluarga.

“Harapannya, Nasyiatul ‘Aisyiyah dapat berperan penting dalam mempersiapkan diri dalam lingkungan keluarga, jadi jangan sampai Nasyiatul ‘Aisyiyah meninggalkan generasi yang lemah,” ujar Arif.

Terlebih, ada 5000 anak usia SMK dan SMA di Sleman, artinya generasi tersebut diharapkan dapat menghasilkan kader-kader yang lebih baik lagi. Maka, Arif merasa perlu bagi Nasyiatul ‘Aisyiyah menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah Muhammadiyah di Sleman untuk menjaring kader terutama yang berasal dari lingkungan persyarikatan.

Oleh karenanya, kata Arif, semua ortom dapat berkolaborasi untuk menjaring dan membangun kader-kader muda agar dapat menjadi penerus perjuangan Muhammadiyah. Sangat perlu untuk membangun pemahaman terhadap Muhammadiyah bagi internal persyarikatan, terutama pimpinannya. Agar seluruh pimpinan menghidup-hidupi dan membesarkan sekolah Muhammadiyah dan menciptakan kader-kader Muhammadiyah yang berkemajuan di masa depan.  (*)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
MediaMu Author

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow