MDMC Sampaikan Strategi Kebijakan Penanggulangan Bencana di Forum ASEAN

MDMC Sampaikan Strategi Kebijakan Penanggulangan Bencana di Forum ASEAN

Smallest Font
Largest Font

SINGAPURA — Setelah pada Juni 2019 lalu diminta berbicara di PBB, Dr. Rahmawati Husein, Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana Pimpinan Pusat Muhammadiyah — yang lebih dikenal dengan sebutan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) — diminta berbicara dalam pertemuan organisasi ASEAN yang membahas “Strategi Kebijakan Penanggulangan Bencana untuk Membangun Ketangguhan” pada 21 Agustus 2019.

Dalam kegiatan tersebut, Rahmawati, yang sering dipanggil Ama, diminta dalam panel tematik tentang pelokalan sebagai norma baru dalam tanggap darurat ataupun bantuan kemanusiaan.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Pada kesempatan itu, seperti ditulis Arif Nur Kholis selaku Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah, Rahmawati menyampaikan kerja Muhammadiyah dan MDMC, khususnya yang mendapat mandat mengorganisasi bantuan kemanusiaan yang dilakukan jaringan Muhammadiyah.

“Di Muhammadiyah sendiri, penting penguatan kapasitas di tingkat lokal, baik organisasi maupun anggota Muhammadiyah, yang semuanya sukarelawan untuk melakukan kerja kemanusiaan yang efektif, efesien dan berkualitas sesuai standar,” kata Dr Rahmawati Husein.

Di samping itu, kata Rahmawati Husein, perlu bekerja sama dengan masyarakat di tingkat lokal. “Untuk menjamin keberlanjutan dan menciptakan ketangguhan,” tandas

Rahmawati Husein, yang juga Dosen Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan salah satu unsur pengarah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Pada kesempatan itu Dr Rahmawati Husein menjadi satu-satunya wakil Indonesia dari empat panelis yang berasal dari berbagai negara Asia Tenggara dalam forum strategis yang dihadiri wakil dari negara-negara ASEAN, lembaga/organisasi kemanusiaan international dan lembaga donor.

Pada panel tersebut Rahmawati Husein diminta untuk menyampaikan pengalaman Muhammadiyah dalam upaya penguatan lokal melalui kerja sama dengan seluruh elemen Muhammadiyah, baik itu majelis-lembaga, organisasi otonom (ortom) serta rumah sakit, sekolah dan perguruan tinggi.

“Penguatan kapasitas yang dilakukan Muhammadiyah juga dilakukan melalui kerja sama dengan donor seperti pemerintah Australia, dengan organisasi internasional seperti Direct Relief, Chatolic Relief Service (CRS), Humanitarian Forum Indonesia dan sebagainya,” jelas Dr Rahmawati Husein.

Menurut Rahmawati Husein, investasi kapasitas ini penting untuk pelokalan kerja-kerja kemanusiaan serta meningkatkan ketangguhan masyarakat.

“Oleh karena itu, organisasi internasional perlu bekerja sama dengan organisasi lokal untuk mewujudkan pelokalan yang sebenar-benarnya,” papar Rahmawati Husein.

Artinya, lanjut Rahmawati Husein, tidak mengarahkan bantuan sesuai keinginan atau praktek seperti yang mereka biasa lakukan. “Para pelaku internasional itu perlu mencari tahu pemain lokal, memahami cara kerja organisasi lokal dan mendukung upaya yang sudah dirintis atau yang perlu dilakukan,” kata Rahmawati yang juga menegaskan perlunya memahami semua aktor baik pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, kelompok swasta, organisasi nonpemerintah, LSM, komunitas, kampus dan sebagainya.

Bagi Rahmawati, aktor lokal itu sangat penting dan memiliki peran sentral dalam mempercepat penanganan darurat yang efektif serta dapat terus melakukan semua siklus penanggulangan bencana baik dari mistigasi dan kesiapsiagaan.

Sebagai contoh, kata Rahmawati, MDMC PP Muhammmadiyah setiap tahunnya merespon 50-70 kejadian bencana di Indonesia. “Untuk merespon bencana itu, tidak hanya dapat dilakukan di tingkat nasional,” tandas Rahmawati.

Aktor di provinsi dan kabupaten/kota hingga desa harus dikuatkan agar masyarakat makin tangguh dan bisa pulih dengan cepat kalau mengalami bencana. “Oleh karena itu, perlu kerjasama berbagai pihak termasuk donor dan organisasi internasional,” ungkap Rahmawati.

ASEAN dan AHA Center, menurut Rahmawati, perlu memasukkan aktor lokal, memfasilitasi kerja sama antaraktor lokal di Asia Tenggara. “Kerja sama ini dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penanganan bencana yang dapat diukur melalui kecepatan respon, kualitas respon, area yang dilayani, tidak ada yg tidak terlayani kebutuhan dasarnya,” papar Rahmawati. (Affan)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow